Peran Legibility dan Readability Dalam Tipografi

Ada dua faklor dalam tipografi yang secara langsung berperan untuk mewujudkan maksud dari komunikatif, yang disandang oleh dua istilah yakni readability dan legibility, kedua kata ini terkadang sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang mudah dan baku. Sering terdengar adalah istilah keterbacaan dan kemudahan dipahami.

Lalu apakah itu legibility atau readability? Menurut beberapa ahli kedua kata ini memiliki arti yang hampir sama. Tetapi pada dasarnya peran keduanya berbeda.

Legibility adalah tingkat keterdeteksian huruf saat dipotong dengan ekstrim hingga bagian tertentu yang masih bisa dikenali. Legibility menentukan tingkat keterbacaan huruf dalam kondisi yang sulit, seperti saat digerakkan dalam kecepatan tinggi, cahaya remang, dan lain-lain.

Legibility merupakan kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca. Dalam suatu karya desain, dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya , yang dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas daripada suatu huruf. Untuk menghindari hal ini, maka seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter daripada bentuk suatu huruf dengan baik. Selain itu, penggunaan huruf yang mempunyai karakter yang sama dalam suatu kata dapat juga menyebabkan kata tersebut tidak terbaca dengan tepat, seperti contoh di bawah ini. Legibility dipengaruhi oleh kerumitan desain huruf, penggunaan warna, dan frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat keterbacaan adalah kemudahan suatu susunan huruf terbaca berdasarkan susunan huruf, kerapatan, besar huruf, dan kerumitan kalimat.

Sedangkan readability adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik untuk membentuk suatu kata, kalimat atau tidak harus memperhatikan hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain. Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidak tepatan menggunakan spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu keterangan yang membuat informasi yang disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan kurang jelas. Huruf-huruf yang digunakan mungkin sudah cukup legible, tetapi apabila pembaca merasa cepat capai dan kurang dapat membaca teks tersebut dengan lancar, maka teks tersebut dapat dikatakan tidak readible.

Pada papan iklan, penggunaan spasi yang kurang tepat sehingga mengurangi kemudahan pengamat dalam membaca informasi dapat mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak seluruhnya ditangkap oleh pengamat. Apabila hal ini terjadi, maka dapat dikatakan bahwa karya desain komunikasi visual tersebut gagal karena kurang komunikatif. Kerapatan dan kerenggangan teks dalam suatu desain juga dapat mempengaruhi keseimbangan desain. Teks yang spasinya sangat rapat akan terasa menguasai bidang void dalam suatu bentuk, sedangkan teks yang berjarak sangat jauh akan terasa lebih seperti tekstur.

Keterbacaan merupakan tingkat kesukaran wacana yakni pengukuran suatu wacana. Ada dua faktor yang mempengaruhi keterbacaan wacana yaitu : kata-kata yang sukar dan panjangnya kalimat pada wacana.

Source:

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/tipografi

http://one.indoskripsi.com/click/1336/0

http://www.grafikatrisakti.ac.id/images/grafisi/grafisi-03012006-03.pdf

http://puslit.petra.ac.id/journals/design/

~ by dicka160890 on April 3, 2009.

Leave a comment